First Book : First Love


   

Thanks God, Thanks all.

Terimakasih, terimakasih, terimakasih, Tuhan !

Aku yakin beribu kata terimakasih tidak akan mampu membalas apa yang telah Engkau berikan padaku. Jum’at, 10 Mei 2012 sekitar pukul 06.00 pagi Engkau memberikanku suatu kejutan yang luar biasa, yang berhasil melambungkanku tinggi ke angkasa. Perasaanku saat ini rasanya tidak karuan. Bahagia, senang, tersenyum, penuh ucapan syukur, dan sebagainyaaaaa...

Tahukah kalian, hei burung-burung di udara, awan di langit, angin yang berhembus, mengapa aku sebahagia ini?

Untuk pertama kalinya aku mengikuti sebuah lomba menulis. Terdapat kategori juara 1 sampai juara 3. Kemudian dipilih 22 katergori cerpen terbaik, dan berikutnya masing-masing 30 cerpen terpilih. Total pemenang yang terpilih berjumlah 85 orang. Mataku membulat ketika aku menemukan namaku pada daftar pemenang yang diberi label namaku di catatan akun Facebook resmi Penerbit Sahabat Kata. Kurasakan jantungku berdebar dua kali lebih cepat. Tidak percaya dengan apa yang aku dapati.

Aku mengusap mataku, maklum... aku habis bangun tidur. Jadi bisa saja itu cuma ilusi mataku. Kebiasaanku di pagi hari, saat aku menyiapkan pakaian untuk pergi kerja, aku menyempatkan diri untuk sekedar menengok salah satu akun Facebook-ku. Aku punya tiga akun. Untuk apa itu? Jangan ditanya. Satu akun pernah di hack oleh seseorang entah siapa. Dan ketika aku sudah membuat akun ke dua, aku berhasil merebut kembali akun pertamaku. Walaupun si hacker bodoh itu mengacak-acak akunku, tapi terlanjur. Akun itu banyak sekali kenalan lama. Mau dihanguskan juga sayang kan?

Ehem, kembali ke topik utama. Tidak cukup satu kali untuk ku melihat catatan daftar pemenang lomba menulis cerpen bertema ”Cinta Pertama”. Prikitiwww~ Dari temanya saja asoiii sekali ya? Haha... Aku memilih judul ”I Found You” untuk cerpenku. Mau tahu dari mana aku mendapat inspirasi untuk karyaku?


R A H A S I A .


Maaf, aku pelit ya? Tapi sungguh aku tidak mau membahasnya. Mohon maaf sekali lagi. Tapi pertama-tama aku berterimakasih kepada Tuhan yang telah mengilhamiku ide untuk menulis cerita tersebut. Berikutnya Cakka, kakakku yang telah banyak mendukungku. Terimakasih untuk mama, yang juga terus menyemangatiku─walaupun awalnya aku tidak bilang pada mama kalau aku mengikuti lomba menulis cerpen tersebut. Aku cuma curhat ke kakakku karena pada awalnya aku tidak mengira akan menang. Ada sekitar 667 peserta saat itu. Jadi aku tidak mau terlalu berharap, beda dengan pesimis ya. Aku pikir kalau aku menang, aku bersyukur. Kalau aku kalah, tetap bersyukur dan coba lagi! Jangan patah semangat. Karena aku sangat menyukai menulis.

Oh iya, terimakasih Penerbit Sahabat Kata yang sudah membaca karyaku serta memilih ceritaku. Sangat sangat sangat bersyukur untuk semuanya. Dan terimakasih untuk kak Esti Kinasih dan kak Erni Seskorieva, dua orang penulis panutanku. Kak Erni sudah tidak menulis karena fokus bekerja, tapi novel pertamanyalah yang memberikan aku inspirasi untuk menulis pertama kalinya saat aku kelas 9. Aku beruntung bisa mengenal kak Erni walaupun hanya dari dunia maya. Sementara novel kak Esti yang menyulut aku untuk terus menulis ketika aku berhenti menulis. Satu kali bertemu dan berfoto dengan kak Esti mengkin menularkan kreatifnya padaku.

Itulah semua rasa terimakasihku untuk mereka. Aku terus merasa tidak cukup. Berkat mereka, cerpenku berada di urutan ke 5 dalam kategori 22 terbaik. Mungkin sebagian orang bilang itu hal biasa. Tapi untukku, itulah berkat luar biasa yang akan terus mendorongku dan memotivasiku untuk menulis.

Untuk semua teman-temang yang suka menulis, jangan takut untuk menunjukkan karya kalian pada orang lain. Jangan takut untuk dikritik ataupun dicerca. Belajarlah dari setiap kesalahanmu, sehingga kamu dapat terus berkembang menjadi lebih baik dan menghasilkan karya yang sempurna.



-Candhry-

Komentar